Senin, 03 September 2012

Bidadari Bidadari Surga

Novel ini ditulis oleh Tere Liye. Awalnya karena penasaran karena bentar lagi filmnya akan tayang. Novel ini sangat-sangat RECOMMENDED






 

Laisa, seorang kakak untuk adik-adiknya. Jiwanya besar, tidak pernah menangis di depan adik-adiknya. 
Ketika Ikanuri (adik ke 2, laki-laki) berteriak,"LIHAT! Kulit kau hitam. Tidak seperti kami, yang putih. Rambut kau gimbal, tidak seperti kami yang lurus. Kau tidak seperti kami, tidak seperti Dalimunte dan Yashinta. KAU BUKAN KAKAK KAMI! Kau pendek! Pendek! Pendek!"

Laisa menelan ludah. Matanya tiba-tiba berair. Ya Allah, aku mohon, jangan pernah, jangan pernah buat aku menangis di depan adik-adikku. Jangan pernah! Itu akan membuat mereka kehilangan teladan.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ikanuri dan Wibisana (adik ke, laki-laki) hingga pkl 20.00 belum pulang juga. Mamak mereka panik. Segera melaporkan pada Wak Burhan (sesepuh, Kepala desa). Wak Burhan segera memberitahu penduduk desa tersebut untuk mencari Ikanuri dan Wibisana secepat mungkin.

Ini serius. Serius sekali. Semua orang juga tahu, kampung mereka berada di dekat hutan rimba. Di seberang cadas sungai, di hutan rimba sana, malam-malam begini ada sejuta mara-bahaya mengintai. 

Andaikan Kamu seorang Laisa, apa yang akan Kamu lakukan? Sehabis dicela habis-habisan oleh adikmu, masih adakah keinginan untuk mencari? ehm, kugarisbawahi maksudku. Mencari adik seorang diri di tengah hutan belantara yang mungkin akan mati dicabik-cabik harimau.

Laisa berdiri. Bergegas. Masuk ke gerbang  hutan rimba. Dalimunte (adik pertama, laki-laki) bersikekeuh menemani Kak Laisa. Apakah Dalimunte berani? Tentu saja tidak. Dali melihat wajah kak Laisa. Wajah yang selalu berani dalam hidupnya, demi adik-adik mereka. Wajah yang selalu melindungi. Melihat wajah itu, Dali tidak akan pernah takut lagi.

Kak Laisa tidak akan pernah terlambat. Janji yang selalu ditepati untuk adik-adiknya.

Benar saja, Ikanuri dan Wibisana di kelilingi 3 harimau besar-besar yang bersiap menerkam mereka. Ka Laisa benar-benar belum terlambat. Dia menunaikan janjinya.

"TIDAK! TIDAK BOLEH!"
Gerakan ke 3 harimau tersebut terhenti.

"KALIAN TIDAK BOLEH MEMAKAN MEREKA!"

"Dali, CEPAT bawa adik-adikmu lari..LARI"
"Dali, bilang Mamak..bilang Mamak..Lais pergi.."
"Dali, bilang mamak, maafkan Lais.."

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Begitu secuplikan ceritanya :')
Ini baru satu kisah. Belum kisah-kisah mengharukan yang lainnya.
Laisa, gadis bertubuh gempal dan wajah yang tidak simetris memiliki hati yang cantik.
Ya Allah jadikan Lais salah satu bidadari surga..

EPILOG
Wahai, wanita-wanita yang hingga usia 30, 40,  atau lebih dari itu, tapi belum juga menikah (mungkin karena keterbatasan fisik, kesempatan, atau tidak pernah 'terpilih' di dunia yang amat keterlaluan mencintai materi dan tampilan wajah). Yakinlah, wanita-wanita yang sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan indah, berbagi, berbuat baik, dan bersyukur. Kelak di hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari surga. Dan kabar itu pastilah benar, bidadari itu parasnya cantik luar biasa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar