Selasa, 15 Februari 2011

banjir yang sangat merakyat


Even if I were certain that the would end tomorrow, I would plant a tree this very day
-Martin Luther King Jr-




Apa yang kita tanam, itulah apa yang kita dapatkan.
Mungkin pepatah ini sangat cocok bila dikaitkan dengan mencintai lingkungan. Hal sekecil apapun yang kita lakukan, akan sangat berpengaruh dengan lingkungan.

Seperti kata pepatah, “In order to change the world, you must first change yourself.”
Dalam hal ini kita sebagai pemeran utama. Bayangkan bila semua orang memiliki argument, “Sampah ini harus saya buang pada tempatnya. Kalo tidak, akan berdampak buruk pada lingkungan ini.” Hanya dengan membuang sampah pada tempatnya, akan berdampak positif,bukan? Apabila mau suatu perubahan yang lebih baik pada lingkungan, kita harus berusaha meningkatkan kesadaran dan kepedulian. Sehingga apabila kesadaran akan hal sekecil itu mulai tumbuh, kita bisa meminimalisir terjadinya bencana banjir.

Sesungguhnya penyebab banjir juga didukung dengan adanya penyempitan sungai. Pinggiran sungai yang seharusnya bebas bangunan dan diberikan resapan, kini menjadi padat akan pemukiman penduduk. Sungai yang seharusnya berperan penting ketika hujan, sebaliknya malah meluap dan berakibat banjir. Selain itu, pendangkalan sungai yang diakibatkan sampah menumpuk juga salah satu faktor banjir. Aliran sungai yang seharusnya berjalan lancar, namun terserat dengan adanya sampah.



Air yang pada mulanya bersahabat, bisa berdampak jadi pembawa bencana. Maka, kita sebagai peran utama, marilah ‘berteman dengan air’ yang dapat membuat air dihargai sebagai ‘air’. Mulai dengan prinsip ‘think big, do big’



1. Punya rumah jauh dari resapan air

2. Buang sampah pada tempatnya

3. Buang air ke tanah atau tanaman




source : kaWanku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar