"Bukankah yang harus kita lakukan ketika berada pada jalan buntu adalah kembali ke jalan awal dan berjalan pada jalan yang terbaik?"
Akting para pemainya sangat totalitas d('.')b
"Bukankah yang harus kita lakukan ketika berada pada jalan buntu adalah kembali ke jalan awal dan berjalan pada jalan yang terbaik?"
Akting para pemainya sangat totalitas d('.')b
Sebelumnya di blog ini, saya pernah menceritakan saat itu sedang suka dengan lagunya Lala Karmela yang judulnya “satu jam saja”. Yang sepotong liriknya sbb :
Jangan berakhir
Aku tak ingin berakhir
Satu jam saja
Kuingin diam berdua
Mengenang yang pernah ada
Jangan berakhir
karena esok takkan lagi
Satu jam saja
Hingga kurasa bahagia
Mengakhiri segalanya
Awalnya saya kagum melihat videoklipnya yang sekiranya mewakili lagu ini. Videoklipnya merupakan bagian dari film yang judulnya sama dengan lagu ini, “satu jam saja”. Kemarin saya baru saja menonton filmnya.
this picture taken from here
Waaah nyesel abis kalo sampe ngga nonton filmnya. Asli bagus banget. Apalagi didukung dengan pemain yang sangat totalitas dalam mendalami karakternya. Jujur, setelah nonton film ini, saya langsung ngefans dengan Vino G Bastian. Vino sebagai Andika memerankan peran ini sangaaat pas. Biasanya Vino di film-film sebelumnya yang keseringan jadi bad boy, tiba-tiba di peran ini dia memerankan tokoh yang luar biasa baiknya. Banyak point dari sisi baiknya Andika (yang diperankan Vino). Andika rela bertanggung jawab atas kehamilannya Gadis (diperankan oleh Revalina) yang sesungguhnya bukan tanggung jawab dia. Padahal dia saat itu harus berangkat ke Jerman untuk menjalankan beasiswanya. Meskipun Gadis bersikeras supaya Andika tidak usah bertanggung jawab, namun Andika berjanji,”Gue janji ngga bakal nyentuh lo sedikitpun,Dis.”
this picture taken from here
Andika benar-benar memegang omongannya. Dia lindungi Gadis sebaik-baiknya. Namun sayang, suatu ketika Andika ngecewain perasaan Gadis dengan menyebut-nyebut Hans (yang menghamili Gadis diperankan oleh Andhika Pratama). Gadis pulang ke rumah Bundanya dan mulai berterus terang pada Bundanya tentang bapak dari anak yang dikandungnya. Bundanya bicara pada Andika,”Dik, kenapa kamu melakukan itu?”
“Melakukan apa, Bunda?”
“Melakukan yang bukan tanggung jawab kamu.”
“Saya merasa bersalah, Bunda.”
“Yang seharusnya merasa bersalah itu Gadis dan Hans. Bukan kamu.”
“Saya..saya..mencintai..saya mencintai Gadis.”
“Kenapa kamu mencintai seseorang yang orang itu tidak mencintai kamu?”
“Saya akan sabar. Saya akan sabar sampai Gadis mencintai saya. Walaupun hanya satu jam saja.”
Gadis melihat penuturan kalimat Andika. Keesokan harinya merupakan hari kebahagian mereka berdua. Gadis mulai luluh dengan kesetiaan Andika. Gadis menemani Andika bekerja.
Kebahagiaan terpancar dari ekspresi mereka berdua. Naah di saat momen itu, diputer lagu yang paaaas banget.
Andai engkau tahu
Bila menjadi aku
Sejuta rasa di hati
Lama telah ku pendam
Tapi akan kucoba mengatakan..
Kuingin kau menjadi milikku
Entah bagaimana caranya
Lihatlah mataku untuk memintamu
Aku ingin jalani bersamamu
Coba dengan sepenuh hati
Kuingin jujur apa adanya
Dari hati..dari hati..dari hati
Dari film ini saya mulai mengerti mengapa film ini berjudul “satu jam saja”.
Dari dialog antara Andika dan Bunda, “Saya akan sabar. Saya akan sabar sampai Gadis mencintai saya. Walaupun hanya satu jam saja.”
Dan yang terakhir, antara Gadis dan Andika,”Sendainya aja Tuhan ngasih aku waktu untuk mencintai kamu walau cuma satu jam saja, pasti hidupku bahagia.”
Pesan yang dapet saya tangkap : Ketika kita mencintai seseorang, ataupun seseorang mencintai kita, walau hanya satu jam saja, itu sangat berarti.
Ada dialog yang menggetarkanku lagi. Gadis berkata,”Dik, dingin Dik..Aku kedinginan.”
Saya jadi terpikir, mungkin seperti itulah ketika sakharatul maut. Subhanallah Maha Suci Allah..
Film satu jam saja sangat baguuus \(‘.’)/ yang belum nonton wajib nonton. Yang udah ngefans dengan Vino, bakal makin ngefans. Yang belum ngefans dengan Vino, siap-siap bakal ngefans :D